Perang dagang Trump dengan Tiongkok berpotensi gagal
Sulit dipercaya, tetapi Presiden AS Donald Trump, si perancang dari perang dagang global, pada akhirnya mungkin akan kalah dalam pertempuran yang ia mulai, terutama saat melawan Tiongkok. Menurut analis di The Financial Times, Beijing dapat keluar sebagai pemenang dalam konfrontasi berisiko tinggi ini. Peluang Tiongkok kuat, kata beberapa ahli. Sebaliknya, strategi perang dagang Trump ditakdirkan untuk gagal.
Analis membeberkan tiga alasan utama mengapa kampanye Trump kemungkinan besar akan gagal.
Pertama, para pemimpin dunia mulai menyadari bahwa semakin banyak argumen para penasihat presiden AS yang tidak berdasar dan tidak cukup kredibel. "Selama Trump berkuasa, AS tidak dapat diandalkan dan tidak ada pemimpin waras yang akan bergabung dengannya dalam 'perang salib' melawan Tiongkok," The Financial Times mencatat.
Kedua, kebijakan luar negeri AS bergantung pada pasar obligasi pemerintah, yang sekarang sudah terlalu berlebihan. Faktor ini secara signifikan melemahkan posisi Washington.
Ketiga, Tiongkok sangat siap menghadapi kebuntuan ekonomi yang berkepanjangan dengan tujuan untuk menguras kekuatan AS, publikasi tersebut menekankan. Jauh dari kata tak berdaya, Beijing telah menanggapi dengan cara yang sama dengan menaikkan tarif impor atas barang-barang Amerika hingga 125%. Komisi Tarif Dewan Negara Tiongkok mengkritik tarif berlebihan Washington, menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap norma perdagangan internasional, prinsip ekonomi fundamental, dan akal sehat dasar.
Perlu diingat bahwa pada awal April, Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengenakan bea masuk baru atas barang-barang dari 185 negara. Tarif dasar ditetapkan di angka 10%, tetapi untuk beberapa negara, termasuk Tiongkok, tarifnya melonjak hingga 30%–55%.