Trump menyebutkan bahwa AS raih 'rekor pendapatan' dari tarif
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menggandakan pendekatannya yang tidak konvensional terhadap perdagangan global. Menurut Trump, tarif yang diberlakukannya terhadap puluhan negara tidak hanya dibenarkan, tetapi juga secara aktif mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Dalam sebuah unggahan di platform media sosial miliknya, Truth Social, Trump mengklaim bahwa Amerika Serikat kini menikmati pendapatan tarif dalam jumlah rekor berkat bea impor yang diterapkan sebelumnya.
“Amerika Serikat menerima REKOR PENDAPATAN dari Tarif, dengan harga hampir semua produk menurun, termasuk bensin, bahan makanan, dan hampir semua kebutuhan lainnya. Inflasi turun, janji ditepati!” tulis Trump.
Awal bulan ini, Trump mengumumkan kebijakan tarif baru secara besar-besaran terhadap impor dari lebih dari 75 negara, dengan kisaran tarif antara 10% hingga 50%. Pengumuman ini memicu aksi jual tajam di pasar saham global, dengan indeks utama jatuh ke level terendah dalam beberapa tahun terakhir. Gedung Putih kemudian merevisi sebagian keputusan tersebut dengan memberikan jeda 90 hari serta menurunkan tarif menjadi 10% untuk negara-negara yang tidak memberlakukan tarif balasan terhadap produk AS.
Tiongkok, salah satu target utama dalam serangan dagang Trump, merespons dengan tegas. Beijing menaikkan tarif atas barang impor asal AS hingga 125%, menyebut tindakan Washington sebagai pelanggaran serius terhadap “aturan perdagangan internasional, hukum ekonomi dasar, dan akal sehat,” menurut pernyataan Dewan Negara Tiongkok. Sebagai balasan, AS kembali menaikkan tarifnya menjadi 145%.