Yellen Mendesak Trump untuk Meninjau Ulang Strategi Tarif di Tengah Risiko Stabilitas Keuangan
Menurut Menteri Keuangan AS Janet Yellen, Presiden AS Donald Trump dinilai justru merugikan perekonomian negaranya sendiri dengan meluncurkan perang tarif. Ia menyebut strategi tersebut bersifat merusak diri sendiri. Yellen menyatakan bahwa keputusan Trump belum lama ini untuk menunda penerapan tarif balasan berskala besar sebagian dipengaruhi oleh meningkatnya tekanan di pasar obligasi pemerintah AS—dan ini mungkin baru permulaan.
Sebelumnya, Yellen telah memperingatkan bahwa lonjakan imbal hasil dan tekanan jual dari hedge fund yang sangat bergantung pada utang, yang memegang surat utang negara AS, menimbulkan risiko serius bagi stabilitas keuangan nasional. Ia menegaskan bahwa lonjakan tajam imbal hasil bisa memicu instabilitas jika berujung pada aksi jual besar-besaran obligasi AS. Kekhawatiran inilah yang menurut Yellen menjadi salah satu alasan Presiden Trump memilih menunda tarif baru.
Yellen, yang sebelumnya memimpin Departemen Keuangan di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden, juga mengkritik strategi ekonomi Trump, menyebutnya sebagai “luka yang dibuat sendiri paling buruk…yang dijatuhkan suatu pemerintahan terhadap ekonomi yang sebenarnya berjalan baik.”
Pernyataan Yellen ini muncul setahun setelah pidato pentingnya di Beijing, saat ia memperingatkan bahwa konflik ekonomi antara AS dan Tiongkok akan menjadi bencana bagi kedua negara. Kini, saat Presiden Trump bersiap memberlakukan tarif lebih dari 120% terhadap barang-barang asal Tiongkok—dan Beijing membalas dengan langkah serupa—peringatan Yellen terdengar semakin relevan.